Pages

Sabtu, 24 Mei 2014

surat untuk tuhan 17 tahun

Genap 1 tahun ayah ku pergi meninggalkan kita semua di dunia ini. Dunia terasa gelap tak pernah rasanya aku melihat sebercak cahaya kebahagiaan.
Namaku Risa. Sudah beberapa tahun ini aku ditinggalkan oleh Ayah tercintaku. Beliau sakit keras, tak tahu apa yang dulu sedang aku rasakan. Seakan terbang tinggi lalu terjatuh karena sayap sayap yang patah. Ceriaku seakan terenggut senyum canda tawa ku musnah seketika, karena tak ada Ayah di sampingku. Rasanya aku ingin marah pada tuhan, tapi rasanya seperti memeluk bulan, karena suatu hal yang sangat tidak mungkin.
Saat itu Ibu dan adik-adikku tengah menyiapkan pesta untuk hari ulang tahunku esok. Dimana aku menginjak usia remaja genap 17 tahun. Tapi, semua terasa hambar biasa biasa saja. Tak ada hari spesial tanpa Ayah di samping ku.
Setiap pukul 5 sore tak henti berlinang air mataku. Di antara derasnya hujan, aku keluarkan sejuta tangisan rinduku padanya. Peluh hatiku mengingat semua memori tentang dirinya, dan selalu terdengar suara dengusan ayah ku. Tiba tiba suara dengusan itu hilang.
Aku ambil tinta hitam dan satu helai kertas putih. Ku tuliskan segala pengharapan ku saat ini.
“Dear, tuhan …
Ku lukiskan segala kegundahan hati dan pengharapanku saat ini.
Tatkala malam datang, seolah kehampaan yang sedang aku rasakan. Ingin sejuta pertanyaan ku lontarkan padamu. Kenapa kau ambil Ayah dariku? Kenapa tuhan? Kenapa kau tega pisahkan cinta, cinta yang selama ini jadi nyawa dalam hidupku. Kenapa tuhan! Jawab aku tuhan! Tuhan tolong aku! tolong kembalikan Ayah ku! Tolong tuhan! Tolong!
Sehelai surat ini mungkin akan menghantarkan harapan ku ke surgamu. Terimakasih tuhan.
Setelah menulis surat tersebut, risa menghembuskan nafas terakhirnya tepat di usia genap 17 tahun. Risa meninggal dengan keadaan tersenyum, menangis sambil memeluk surat untuk tuhan tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Fans