Buah-buahan ini
tiba-tiba menjadi sangat popular begitu Ramadhan tiba. Entah kenapa
dibulan-bulan lain sangat sulit ditemui, jangankan nampak, disebutpun tak
pernah (mungkin). Timun Suri dan Blewah biasanya dijadikan menu ta’jil, dibuat
jadi es buah dengan sirup atau kuah kolak yang dingin. Dari penelurusan saya di
google, Blewah dan timun suri kaya kandungan mineral
kalium dan provitamin A serta serat makanan. Kandungan gizi dalam buah ini
bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, menyehatkan fungsi ginjal dan
limpa, dan menurunkan tekanan darah
(food.detik.com).
Tapi, sejak setahun
lalu, saya masih menganggap bahwa timun suri dan blewah itu adalah mahluk yang
sama. Mama, dan adik saya juga beranggapan begitu.
Maka pada suatu pagi di
bulan suci, saya yang masih bertanya-tanya, ditarik oleh tante saya ke hadapan abang
penjual buah yang khusus menjual timun suri dan blewah yang kebetulan lewat di
depan rumahnya. Penjelasanpun saya dapat langsung dari sang ahli, dan ibu-ibu
yang datang untuk membeli.
Ini timun suri.
Cucumis sativus atau yang biasa dikenal dengan
mentimun suri, masih termasuk tanaman cucumber atau jenis timun berukuran besar (food.detik.com). Kata si abang, timun suri
ini dalamnya tidak hanya berwarna putih, tapi ada yang hijau juga. Teksturnya empuk
dan seperti berpasir dan baunya lebih
harum, tapi rasanya hambar.
Kalo ini blewah.
Blewah sejenis dengan melon, namun kelompok
budidayanya berbeda, berbentuk bulat lonjong dengan kulit berwarna jingga serta
larik-larik kehijauan
(food.detik.com). Blewah bentuknya seperti labu ukuran mini, baunya juga harum,
teksturnya seperti melon. Kalo kata si ibu, kalo bikin es blewah, ga perlu
banyak gula dan sirup, soalnya sudah manis.
0 komentar:
Posting Komentar