Malam harinya setelah menonton vcd pemberian haruka, melody berniat
mengirim pesan ke haruka. Akan tetapi melody masih merasa canggung. Masa
iya cewek yang ngirim pesan duluan?. Dia pun memberi keputusan sendiri.
Jika haruka malam ini mengirim pesan kepadanya itu berarti haruka juga
merasakan apa yang melody rasakan.
Tutt.. tuut hp melody berdering, satu pesan masuk dari haruka. “Tuhh
kan benar, haru-chan juga merasakan hal yang sama” ucap melody dalam
hati. Melody pun membuka pesan itu dengan senang hati.
“Hai cewek aneh, bagaimana sudah dilihat animenya?. Keren kan kisahnya?” begitulah bunyi pesan dari haruka.
Melody membalas pesan itu “hai juga haru-chan, iya animenya sudah aku lihat. Suer kak keren banget (y)”.
Dua menit kemudian balasan dari haruka masuk “haha.. sudah aku duga kalau kamu bakalan suka. Kamu lagi ngapain? Sudah makan?”.
Begitulah seterusnya…
Sudah dua bulan ini Melody dekat dengan haruka. Melody merasa semakin
yakin bahwa dia benar-benar menyukai haruka, suka bukan hanya sekedar
suka. Tetapi suka dalam hal cinta. Melody berharap haruka juga merasakan
apa yang melody rasakan.
Begitu pun dengan Kevin, akhir-akhir ini melody merasa heran. Tingkah
laku Kevin semakin hari semakin baik saja kepadanya. Mungkin saja Kevin
sadar bahwa nggak setiap hari kevin harus bertengkar dengannya. Melody
merasa bersyukur karena melody sudah mempunyai sosok sahabat seperti
Kevin. Sosok sahabat yang mau mendengar semua cerita-ceritanya, sosok
sahabat yang mau mendengar omelan-omelannya.
“Nanti sore jam empat aku tunggu kamu di toko buku Andromeda mel.
Jangan sampai telat, aku mau ngasih sesuatu sama kamu” bunyi pesan masuk
dari haruka
“Yesss” teriak melody kegirangan.
“kenapa mel? Kok senang amat kayaknya?” tanya Kevin heran
“nggak papa vin, Cuma mau dapat honor bonus dari ayah” jawab melody bohong
“oh, kirain kenapa. Ya sudah pulang yuk sudah jam satu” ajak Kevin
“yuk, kamu duluan aja vin. Aku masih mau ke perpus ngembalikan buku” ucap melody sambil tersenyum
“ya sudah, aku duluan mel. Sampai jumpa besok” Kevin pun berlalu
Suasana toko buku Andromeda sama seperti dua bulan yang lalu. Hanya
saja cat temboknya berubah menjadi warna nila. Melody melambaikan tangan
ke haruka yang sudah duduk di tempat duduk yang khusus disediakan untuk
dirinya dan melody
“sudah lama ya kak nunggunya?” tanya melody
“tidak juga kok. Aku mau ngasih ini ke kamu mel” jawab haruka sambil memberikan kotak kecil ukuran 10×15 cm kepada melody
“apaan ini kak?” tanya melody heran
“buka saja nanti di rumah, kamu sudah lihat episode terbaru naruto mel?” jawab haruka seraya bertanya
“sudah dong, kakak bagaimana? Itu episode terbarunya keren kak.
Nyeritain flashbacknya sasuke. Keren dah pokok” melody antusias
bercerita
“sudah lihat aku mel. Percuma kamu cerita panjang lebar, haha..” ejek haruka
Begitulah seterusnya, setiap kali bertemu selalu saja anime anime dan
anime yang mereka bahas. Tak disadari oleh melody, Kevin
memperhatikannya dari jauh. Kevin merasa sakit, bukan badannya yang
sakit. Namun hati kecilnya. Kevin gak rela kalau melody menjadi milik
cowok lain selain dirinya
Sesampai di rumah, melody membuka kotak kecil pemberian dari haruka.
Ternyata isinya salah satu tokoh anime naruto dalam bentuk boneka lilin.
Sungguh indah sekali. Melody sering bercerita kepada haruka bahwa dia
menyukai karakter dari sakura di anime naruto. Melody tak menyangka
kalau haruka memberinya boneka lilin sakura. Melody merasa sangat yakin
kalau haruka juga merasakan apa yang melody rasakan. Minggu depan saat
mereka akan mengadakan pertemuan lagi yang kesekian kalinya, melody
berencana untuk mengungkapkan perasaannya kepada haruka. Dia tak perduli
entah itu cowok yang memulai duluan maupun cewek yang memulai duluan.
Melody sudah merasa sangat yakin dengan keputusannya ini
Keesokan harinya di kelasnya, Kevin menghampiri melody. Semalaman
Kevin sudah memutuskan untuk bertanya kepada melody perihal cowok yang
bersamanya kemarin sore.
“hai mel, kemarin kamu kemana? Hayoo ngedate sama pacar ya?” tanya Kevin memulai pembicaraan
“apaan sih vin, kemarin aku ke toko buku sama si haruka” jawab melody santai
“haruka? Siapa itu? Pacar kamu?” tanya Kevin lagi memastikan
“haha.. pacar? Bukanlah vin. Dia temen dekat aku. ehh kamu tahu darimana? Ngebuntutin aku ya? Hayooo?” melody berbalik tanya
“ng.. ngga kok mel, kemarin cuma tahu kamu aja dari jauh saat aku ke
indomaret dekat toko buku itu” jawab Kevin bohong. Beruntung sekali dia
punya alasan yang sedikit masuk akal
“kirain buntutin aku vin. Haha..” melody tersenyum
“mel, aku mau ngomong sesuatu sama kamu boleh?” Kevin mulai serius berbicara
“ah elah vin, kamu mah dari tadi sudah ngomong. Boleh kok mau ngomong apa?” jawab melody tenang
“hm… ehmmm… anu.. anu mel…” Kevin mulai gugup
“apaan vin? Una anu aja dari tadi, kamu mau ke kamar mandi? Kamu kebelet?” melody terkekeh
“hmm.. ehmmm… aku boleh pinjam vcd serial terbaru naruto gak?” Kevin
terpaksa melesetkan keinginannya berbicara. Dia merasa belum siap
“ah elah, gitu aja pake acara gugup vin. Ambil saja di rumahku. Nanti sore ambil ya” melody menawarkan
“i.. iya mel” Kevin merasa lega. Dia berniat untuk mengungkapkan yang sebenarnya nanti sore di rumah melody
Kevin sudah bersiap di depan rumah melody, penampilannya sangat
berbeda dari biasanya. Memakai kemeja kotak-kotak biru hitam favoritnya.
Dan membawa setangkai mawar merah yang disembunyikan secara hati-hati
di tasnya. Kevin serasa tak mampu menekan bell pintu rumah melody.
Tangannya terasa kaku untuk digerakkan. Dia pun sekuat tenaga
mengarahkan tangannya menekan bell pintu itu
Perlahan pintu rumah melody terbuka, terlihat sesosok wanita
idamannya keluar dari pintu itu dengan memakai baju pink dan celana
jeans hitam. Nampak begitu sangat anggun saat melody memakai baju yang
berwarna pink, fikir Kevin
“hai vin, ayo masuk. Aku sudah nyiapin vcdnya. Aku juga mau cerita
dan minta pendapat sama kamu” ucap melody seraya menggandeng tangan
Kevin masuk ke rumahnya
“ini vin vcdnya” lanjut melody seraya memberikan keping vcd ke kevin.
“vin, sekarang aku boleh cerita dong sama kamu?” rengek melody
“silahkan mel,” jawab Kevin. Tak apa baginya mengulur waktunya sebentar untuk mendengar cerita dari melody
“vin, kamu tau kan haruka yang kemarin di toko buku sama aku?” melody memulai cerita
“iya mel tau. Kenapa?” tanya Kevin was-was
“aku suka sama dia vin, bagaimana menurutmu dia itu vin?” lanjut melody
Deg… hati Kevin serasa hancur berkeping-keping. Kevin serasa disambar
petir beribu-ribu volt. Harapan-harapannya selama ini, mimpi-mimpinya
selama ini tiba-tiba hancur melebur. Kevin tak kuasa berkata sepatah
kata pun. Dia hanya terdiam, tak bisa menjawab pertanyaan melody. Kevin
merasa gagal, Kevin merasa dirinya tak bernyawa saat itu juga. Kevin
merasa… ahhh tak bisa disebutkan dengan kata-kata.
“rencananya minggu depan tepat tiga bulan kita kenal, aku ingin
mengungkapkan perasaanku sama dia vin. Nggak papa kan kalau cewek
mengungkapkan cinta terlebih dahulu?” melody lanjut bertanya
Kevin tak kuat lagi mendengar kelanjutan kata-kata melody. “mel, aku
pulang dulu ya. Aku lupa kalau aku ada janji sama temen. Untuk
pertanyaan kamu tadi aku hanya bisa memberi saran. Ungkapkan apa yang
kamu rasakan mel, jangan sampai kamu nanti menyesal pada akhirnya.
Rasanya sakit sekali mel. Good luck ya mel” jawab Kevin menguatkan
perasaannya.
“loh ? i.. iya vin. Makasih, buru-buru amat kamu vin? Hati-hati di
jalan vin” melody sedikit kaget bercampur heran melihat sikap Kevin yang
berubah itu
Kevin tak menggubris perkataan melody. Hatinya benar-benar sakit, tak
pernah sebelumnya dia merasa sesakit ini. Tetes airmata pun tak bisa
dibendungnya. Bukan berarti Kevin cengeng. Akan tetapi karena melody
sudah benar-benar membuatnya jatuh cinta dan memberinya rasa sesakit ini
“Kak, inget gak sekarang hari apa? Sekarang tanggal apa?” tanya
melody saat pertemuannya dengan haruka. Kebetulan sekali hari itu
rintik-rintik hujan juga turun. Melody berharap dia bisa mengubah masa
lalu kelamnya saat hujan menjadi masa indah yang baru bersama haruka
“hari kamis, tanggal 15. Kenapa memang?” jawab haruka heran
“bukan itu maksudku kak. Payah kamu ini kak, masak gak inget?” melody cemberut
“loh? Memangnya hari apa mel? Tanggal apa?” haruka penasaran
“hari ini hari perkenalan kita tepat 3 bulan kak. Lupa ya?” tanya melody
“ya Tuhan, maaf mel. Aku benar-benar lupa. Happy misserversari 3 bulan ya mel?” jawab haruka berbahagia
“iya kak.. happy misserversari 3 bulan juga” melody tersenyum
“haha.. nggak nyangka sudah kenal 3 bulan kita mel. Senengnya, mel kamu sudah melihat serial terbaru naruto?” tanya haruka
“belum kak..” jawab melody
“wah.. payah kamu mel, padahal itu seri sudah muncul tiga hari yang
lalu. Aku sudah download kemarin malam. Ceritanya itu minato bangkit
lagi nolongin naruto saat perang sama madara. Itu disana semua sensei
bergabung jadi satu. Sasuke juga…”
“Kak, aku suka sama kakak” potong melody
“hah? Ap.. apa mel? Kamu tadi ngomong apa?” haruka kaget dan memastikan
“aku suka sama kakak. Aku cinta sama kakak. Maaf jika aku lancang
mengungkapkannya kak. Aku sudah nggak kuat lagi menahan rasa ini kak.
Mungkin kakak bakalan bertanya, mengapa aku suka kakak. Kak, aku
mencintai kakak itu tanpa jeda, tanpa koma, apalagi titik. Aku mencintai
kakak itu tulus dari sini dari hati, aku mencintai kakak karena kakak
memang layak untuk ku cintai. yang lebih penting aku mencintai kakak
karena Allah. Karena semangat-semangat kakak yang kakak kasih ke aku,
karena perkataan-perkataan kakak itu telah membuatku mengerti apa itu
arti tentang cinta, apa itu arti tentang sayang. Karena cinta juga aku
luluh kak, perlu kakak ketahui, kakak adalah cowok pertama yang
benar-benar bisa meluluhkan ku. entah dengan cara apa itu, yang pasti
aku sangat menyukainya kak. Sekali lagi maaf kak jika aku lancang”
melody panjang lebar menjelaskan dan mengungkapkan isi hatinya
Dalam keadaan shock haruka menjawab pengakuan melody. “maafkan aku
mel, aku juga sayang sama kamu mel. Kamu wanita yang baik mel. Aku
sayang banget sama kamu mel. Akan tetapi rasa sayangku ke kamu itu
hanya sebatas kakak yang menyayangi adiknya. Aku sudah punya kekasih
mel, lima bulan lagi aku sama dia…”
“sudah kak cukup. Aku ngerti kok…” potong melody seraya berlari keluar dari toko buku itu. Dia tak kuat mendengar kelanjutannya
“melody tunggu…” teriak haruka
Jiwa melody benar-benar hancur. Ternyata apa yang dia bayangkan
selama ini salah besar. Haruka menganggapnya hanya sebagai adik. Bodoh
banget dirinya telah terjatuh dalam lubang cinta yang penuh duri itu.
Lagi-lagi melody merasakan sakit dan luka yang begitu kelam saat hujan
turun.
“Hujan.. kenapa kamu nggak pernah berpihak sama aku hujan? Apa
salahku sama kamu hujan!!” teriak melody di tengah hujan lebat. “ambil
nyawaku sekarang Tuhan, ambil…” lanjutnya berputus asa. Seketika itu
juga kepalanya merasa pusing, melody tak ingat apa yang terjadi
selanjutnya
Saat terbangun melody sudah berada di ruangan bercat pink yang tak
asing lagi. Di kamarnya, di samping kirinya terlihat Kevin mencemaskan
keadaannya.
“kamu sudah siuman mel?” tanya Kevin
“biarkan aku sendiri vin. Please..” jawab melody setengah memohon dan meneteskan kembali airmatanya.
“tapi mel… ahh baiklah aku akan pergi, tapi kalau kamu butuh apa-apa.
Butuh teman curhat, aku siap menemani dan mendengarkanmu mel” Kevin pun
meninggalkan melody sendiri
Tetes airmata melody pun semakin bercucuran. Dia masih teringat
tentang perkataan haruka tadi. Melody tak menyangka jika akhirnya
begini. Dia sudah terlalu dalam jatuh ke lubang cinta yang penuh duri
itu. Dia tak sanggup untuk bangkit dan berdiri. Dia tak sanggup menerima
kenyataan. Cintalah yang membuatnya begini, cintalah yang membuatnya
terpuruk. Melody benci cinta, melody tak percaya lagi cinta yang indah.
Benar apa yang dibilangnya dahulu, bahwasannya cinta yang indah hanya
ada di anime, novel, komik dan ftv-ftv. Akan tetapi kenapa hujan
berperan lagi dalam kisah kelamnya ini? Kenapa setiap saat hujan turun
selalu kisah kelam yang terjadi?. Melody benci hujan, melodi takut
hujan, melody tak menginginkan hujan turun lagi. “hujan.. kamulah nikmat
Tuhan yang selalu membuat diri ini menangis” desahnya perlahan.
5 bulan kemudian Haruka menikah dengan viona anak keluarga
konglomerat tepatnya anak sahabat ayah haruka. Sedangkan Melody, ahh..
dia sudah berjanji tidak ingin mengenal cinta terlebih dahulu. Melody
ingin mengejar semua cita-citanya selama ini, menjadi penulis
profesional. Kevin, bagaimana dengan Kevin?, Kevin sadar bahwasannya
cinta tak harus memiliki. Dia lebih memilih menyimpan rasa cintanya
kepada melody. Bagi Kevin, memberi semangat-semangat dan menemani melody
saja sudah cukup, walaupun hanya sebagai sahabat.
END
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar