Suatu hari tiga sekawan Vino, Ambar, dan Bimo berjalan-jalan di
sebuah taman kota yang letaknya tak jauh dari kompleks mereka tinggal.
Mereka baru saja memulai liburan sekolah yang menyenangkan.
“Vin, kayaknya kalau begini terus nggak asik deh. Nggak ada tantangan serunya nih.” ujar Ambar.
“Benar juga kamu Mbar. Kurang greget gitu rasanya. Bim, kamu kok
kelihatannya nggak mood gitu sih. Kamu dari tadi nggak ada semangat nya
sama sekali” balas Vino
“Enggak aku lagi mikirin yang dikatain Nael kemarin. Katanya daerah
kompleks Mawar ada rumah kosong yang nggak berpenghuni dan di dekatnya
ada sebuah goa yang kata orang sekitar kompleks ada hantunya” ujar Bimo.
“Ah kamu, Bim. Kayak nggak tau aja ulah si Nael. Dia kan suka ngibuli siapa aja.” celetuk Ambar
“Tapi kata temen-temen yang lain bener. Soalnya mereka sebagian besar
sudah mengecek kesana dan disana ada suara-suara nggak mengenakkan.
Menyeramkan.” balas Bimo
“Sekarang daripada ribut mendingan kita ke sana dan membuktikan apakah omongan Nael benar atau tidak.” Vino menengahi
“Ya udah siapa takut” kata Ambar
Mereka kemudian menuju Kompleks Mawar yang dimaksud dan mencari rumah
yang di dekatnya ada goa berhantu. Dalam hati sebenarnya Ambar sangat
takut tetapi karena tak ingin dianggap pengecut oleh sahabatnya terpaksa
ia menyetujui permintaan Vino. Sesampainya di rumah kosong itu mereka
tercengang karena rumah itu benar-benar menyeramkan. Sudah lusuh dan tak
terawat. Perlahan-lahan mereka mulai memasuki area rumah itu, karena
goa berhantu ada di area tak jauh dari rumah itu.
“Wah serem juga ya ternyata rumah ini. Baru lihat depannya saja sudah
bikin bulu kudukku berdiri. Apalagi dalam goanya. Apa kita batalkan saja
misi ini.” ujar Ambar
“Ah kamu ini, Mbar. Katanya tadi bilang nggak takut dan hanya tipuan
Nael saja. Tapi kok sekarang jadi kayak orang dikejar setan gitu sih.”
jawab Vino
“Sudah ributnya. Kita segera masuk ke guanya.” kata Bimo
Mereka memasuki Goa yang disebut-sebut berhantu itu. Di mulut goa
mereka membaca tulisan “SIAPA BERANI MASUK IA TAKKAN BISA KELUAR LAGI”.
Namun Vino dan Bimo tak pantang mundur hanya dengan tulisan seperti itu.
Buktinya selama ini belum ada berita tentang orang hilang di gua ini.
Tetapi tiba-tiba terdengar suara aneh. Terkesan berat dan menyedihkan. Seperti suara mengusir siapa pun yang masuk.
“Jangan pernah kemari atau kau akan mati disini. Pergi!!!”
“Guys, suara apa tuh? Ah kok ngeri banget sih. Kita keluar saja yuk.” seru Ambar
“Nggak, Mbar. Aku mau tetep menyelidiki tempat ini. Sepertinya aku kenal dengan suara barusan. Ayo kita masuk lagi.” ujar Vino
“Iya ayo, Vin.” kata Bimo
Dalam hati ada kekhawatiran dalam hati Ambar. Bisa-bisa mereka semua
benar-benar tak bisa keluar. Namun kedua sahabatnya terus melangkah
masuk ke dalam goa. Ada sedikit cahaya terang dari dalam goa. Mereka
perlahan-lahan mengendap-endap masuk dalam goa. Mereka melihat di sana
banyak sekali mainan aneka ukuran dan ragam. Ada robot-robotan dan ada
juga aneka mobil-mobilan. Eits, mereka juga melihat sebuah foto dipajang
di sisi goa. Astaga foto Nael bersama seorang anak laki-laki yang
kira-kira berusia 6 tahun. Di dekat foto itu ada juga tape recorder
beserta speaker. Mereka heran dan bergegas mendekatinya.
Vino mencoba untuk menyetel tape recorder tersebut. Betapa kagetnya
mereka mendengar suara rekaman yang sama persis dengan suara sewaktu
mereka masuk ke goa itu.
“Kayaknya aku tau ini suara siapa. Pasti ini suara Nael yang dibuat
seram agar tak ada satupun orang berani masuk ke goa ini. Tapi apa
alasannya?” kata Vino menerka-nerka.
Mereka bingung melihat ini semua. Bukan hantu yang mereka temukan. Lebih tepatnya sebuah teka teki yang harus mereka pecahkan
Dari arah belakang mereka ada seseorang yang tak asing bagi mereka.
“Sedang apa kalian di sini?” tanya seseorang itu mengagetkan mereka bertiga.
“Wuuuaaaa. Eh kamu, El.” seru merek bertiga bersamaan.
“Kok kalian berani masuk sih. Padahal kalau orang lain tak kan pernah
berani masuk, yaahhh tempat rahasiaku sudah ketahuan deh.” kata Nael
sedikit kecewa
“Memangnya ini tempat apa sih, El? Kok kayaknya aneh gini. Ada tape
recorder dengan rekaman suaramu yang dibuat menyeramkan dan fotomu
bersama anak laki-laki kecil itu.” kata Vino ingin tahu
“Dulu rumah ini tempat tinggalku bersama keluargaku. Kami dulu sangat
bahagia tinggal di sini. Tapi semenjak adik laki-lakiku meninggal karena
sakit kanker darah, kami merasa sangat kehilangan dia. Semua tentang
dia tak pernah bisa hilang dari ingatan kami sekeluarga. Jadi kami
memutuskan umtuk pindah. Tapi aku ingin tempat tinggalku yang baru tak
jauh dari rumah ini. Jadi keluagaku sepakat untuk pindah ke Kompleks
Anggrek sekarang. Dan tentang goa ini sengaja dibuat orang tuaku agar
aku dan adikku bisa bermain bersama sepanjang yang kami mau. Karena goa
mainan ini permintaan terakhir mendiang adikku, Rafa. Semua mainan ini
sengaja aku kumpulkan disini agar aku tetap dekat dengan adikku. Karena
setiap aku tertidur di sini aku bermimpi bertemu adikku dan bermain
bersama. Jadi sengaja aku beri kesan seram agar tak ada orang yang masuk
dan merusak semuanya. Maafkan aku, ya. Aku sudah menakut-nakuti semua
orang.”
“Kami bisa mengerti kalau kamu selama ini agak nakal dan berulah karena
ada masalah dengan hati dan perasaanmu. Masih ada kami yang berteman
denganmu, tak usah sungkan, berceritalah bila kau sedang ada masalah.
Kami siap membantu.” kata Vino bijak
“Terima kasih teman-teman, kalian memang baik padaku.” kata Nael terharu
“Nah misteri sudah terpecahkan. Sekarang kita pulang dan makan siang bersama. Aku sudah lapar ketakutan tadi.” kata Ambar
“Ah kamu ini, Mbar. Bisa saja. Ya sudah ayo pulang dan kita ke rumahku makan bersama.” kata Bimo
“Setujuuuu” kata mereka semua kompak
Bergegas mereka kaluar dari goa misteri itu dan pulang. Adik Nael, Rafa tersenyum di balik mereka penuh ceria.
Kini misteri goa itu sudah berhasil mereka pecahkan. Liburan yang seru
baru saja mereka mulai. Kira-kira apa petualangan mereka selanjutnya?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar