Malam itu… Di sebuah kamar yang tenang dan sunyi, terdapat seorang
gadis remaja yang hampir berusia 17 tahun,tepatnya besok pada tanggal 08
Oktober 2011. Yaa…Melati namanya, Melati sosok gadis yang cantik,ceria, dan
sangat baik,selain itu ia juga pandai,karna kepandaianya ia menjadi ketua OSIS
di sekolah. Melati hidup dari keluarga yang sederhana, Ia hanya tinggal bersama
Sang Mama karna Ayahnya telah meninggal saat ia duduk di bangku SMA. Namun hal
itu tidak maembatasi keinginannya untuk menjadi seorang anak yang dapat menjadi
kebanggaan Mamanya. Malam itu Mamanya mengetuk pintu kamar
Melati..(tok..tok..tok).“ Iya Ma.. sebentar… ” Melati membuka pintu kamarnya.“
Kamu belum tidur Nakk ? ” Tanya Mama Melati.“ Belum Ma…Mama sendiri kenapa belum
tidur? ” Tanya Melati.“ Iya Mel… Tiba-tiba Mama ingin cerita-cerita sama kamu…”
Mama Melati pun akhirnya bercerita tentang kebanggannya
Terhadap anak semata wayangnya tersebut. Sampailah pada saat Mama
Melati mengingatkan Melati akan pesan Ayah Melati sebelum meninggal.
Ayah Melati pernah berkata “ Anakku Melati yang Ayah sayangi…Ayah
ingin berpesan kepadamu,bahwa apapun yang terjadi nanti,tetaplah kamu menjadi
anak yang solehah dan senantiasa bertawakal pada Allah SWT”. Dan kini di
usianya yang hampir menginjak usia 17 tahun dengan hanya menunggu hitungan jam,
Mama Melati pun mengharapkan hal yang sama.“Iyah Maa… melati pun akan selalu
berusaha untuk menjadi apa yang kalian harapkan,dukung Melati dan Do’a kan
Melati selalu ya Maa” Ucap Melati.
Mama Melati pun mengecup kening anaknya dan senantiasa menemani
Melati hingga tertidur pulas. Hingga tepat pukul 00.00 WIB. Mama Melati adalah
orang pertama yang mengucapkan “Selamat Ulang Tahun Anakku Melati,Mama akan
selalu menyayangimi apapun keadaanmu”
Malam pun berlalu dengan indah.
Hari berganti, Pagi pun tiba… melati sudah sampai di sekolah. Melati
sedikit kecewa dan merasa sedih karna teman-temannya bersikap biasa saja,
seakan-akan tidak ada yang tau bahwa hari itu adalah Hari Kelahirannya.
( Teettererewww ) Bel istirahat pun berbunyi. Seperti biasa
Melati,Nana,Emy,Tias,dan Shona pun melaksanakan sholat dhuha yang dipimpin oleh
Melati. Usai sholat mereka ke kantin bersama…
Dan semuanya tetap sama, tak ada yang mengingat hari penting bagi
Melati. Hingga bel pulang berbunyi ( Tet…Teret… tereeettt… ).
Semua murid
pun pulang terkecuali anak-anak OSIS seperti Ryan,Melati,Nana,Emy,Tias,Shona,
dan Syaiful, karna akan diselenggarakanya rapat OSIS yang di pimpin oleh
Melati.
“Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, sebelumnya saya ingin
mengucapkan terima kasih atas kehadiran kalian semua untuk membahas rapat
lanjutan yang minggu lalu, di mohon perhatian dan kerjasamanya ya… Pertama-tama
kita akan membahas…”(cletuuukk) situasi tidak setenang yang diharapkan, Ryan
dan Syaiful malah bercanda lempar-lemparan pulpen. “Ihh, Ryan udah dong
bercandanya, hemat waktu nihh” Ucap Shona. “Idihh, orang si Syaiful tuh yang
rese” Bela Ryan. “Aduuuhh… Lo berdua tuh yang rebut,berisik tau…” Ucap Emy. “
Bener tuh Shon, mentang-mentang Syaiful cowo lo, Ryan doang yang di salahin”
Kata Tias membenarkan. Nana hanya diam bahkan anteng tidak berkata apa-apa
karena ia sedang main Facebook. “Aduuuhh, Udah dong jangan pada rebut jadi lama
rapatnya nanti” Ucap Melati dengan nada yang lembut. “ Yaudah Mel,lanjutin
rapatnya” Kata Tias. Rapat pun di mulai kembali. “Jadi gini
pertama-tama…”(Tetoy…Tetoy…Tetoy…) Ucapan Melati terpotong karma bunyi dering
SMS dari HP Shona.”Upzzz,Sorry Mel,lupa silent” Ucap Shona dengan sungkan. “
Ahhellah, Gimana seh lo…payah banget” Kata Emy. “ Udahh dehh Mi…jangan di
perpanjang” Ujar Tias. “ Duhh,dimohon banget ya keseriusanya kepala Melati udah
mulai pusing nihh,kalau tetep ndak ada yang serius Melati keluar ajah dari
ruangan ini dan rapat akan diundur minggu depan” Ancam Melati.
( Ruangan Sunyi ) “ Yaudah Mel, Lanjutin lagi ajah rapatnya ” Kata
Ryan. “ Okehhh, jadi… pertama-tama kita…” “Ahhhh sialll, Status gue nggak ada
yang ngllike” Ucapan Melati kembali terpotong karna teriakan Nana. Semua mata
pun tertuju pada Nana. “Upzzz,Mel…sampai dimana tadi rapat kita ?” Tanya Nana
dengan polosnya. “ Udah sampe STATUS LO NGGAK ADA YANG NGELIKE NA ” Ucap Melati
dengan marah dan segera meninggalkan ruangan itu. Teman-teman Melati justru
tertawa kecil melihat kejengkelan Melati. Saat Melati membuka
pintu…(engg…innggg…engggg)
“ SURPRIZZEEE !!! ” Ucap semua teman sekelas Melati, bahkan ada
beberapa guru dan wali kelas Melati pun ikut memberi kejutan pada Melati,
ternyata semua ini sudah di rencanakan oleh sahabat-sahabat Melati. Mereka
membawakan Melati sekotak kue lalu menyanyi bersama-sama. “Selamat Ulang Tahun
kami ucapkan…Semoga Sejahtera Sehat Sentosa…Selamat Panjang Umur dan
Bahagia…(disusul dengan nyanyian) tiup lilinya… tiup lilinya… sekarang juga…
sekarang juuuga… Melati sangat bahagia saat itu. Namun tidak di duga-duga saat
Ia hendak meniup lilinya, Ia merasakan pusing yang semakin menjadi-jadi. Ia
tidak sadarkan diri seketika setelah meniup lilinya. Beberapa sahabat,teman dan
gurunya pun terkejut dan memutuskan untuk membawa Melati ke rumah sakit
terdekat dan menghubungi Mama Melati.
Sesampainya di rumah sakit, dokter langsung menangani Melati dengan
cepat bahkan Melati langsung melakukan berbagai macam test Laboratorium. Tak
lama Mama Melati pun datang, teman-teman Melati pun pulang karna di UGD hanya
di izinkan untuk beberapa orang. Mama Melati pun menunggu Melati dengan di
temani oleh Wali Kelas Melati. Sesaat Dokter pun keluar dan ingin berbicara
pada Mama Melati tentang hasil Laboratorium diagnosis penyakit Melati. Melati
yang sudah sadar pun hanya di temani Wali Kelasnya selama Mama Melati berbicara
dengan Dokter.
Di ruangan Dokter suasana menjadi tegang,Mama Melati berharap dokter
akan menjawab bahwa Melati hanya kecapean dan butuh cukup waktu untuk
istirahat, dan benar saja hasil Laboratorium tidak sesuai yang di
harapkan,Melati tervonis penyakit LEUKIMIA tanpa disadarinya selama ini, bahkan
sakit kepala yang biasa diabaikanya bukan sembarang sakit biasa. Dokter
memvonis masa hidup Melati hanya tinggal 3 hari. Bahkan untuk kemoterapi saja
dikatakan sudah terlambat. Melati hanya diberi obat penahan rasa sakit dan
diizinkan untuk istirahat di rumah. Sesampainya di rumah Mama Melati baru
menyampaikan kabar duka itu… Dan memberikan Melati waktu untuk beristirahat dan
menenangkan hatinya dan Mama Melati pun mempersiapkan diri untuk kehilangan
Melati anak semata wayangnya yang sangat Ia cintai.
Sisa waktu sehari-dua hari dijalani melati dengan keadaan yang
terpuruk bahkan Ia sampai merasa bahwa Allah tak adil terhadap
dirinya,sampai-sampai Melati ingin mengakhiri hidupnya. Ia bersikap sangat tak
wajar pada Mamanya,dan teman-temanya. Melati ingin membuat orang-orang yang
membenci Melati agar mereka tidak merasa sakit saat kehilangan Melati.
Pada suatu malam,Melati kembali merasakan sakit yang teramat
sangat,rasa sakit itu membuatnya berfikir untuk tidur saja…Saat Ia tidur pulas
Ia bermimpi Sang Ayah menghampirinya dalam mimpi dan mengingatkanya akan pesan
Ayah dan Mamanya serta janji Melati pada kedua orang tuanya.Mimpi itu
membawakan semangat baru dalam kehidupanya.
Malam itu Ia terbangun dan memutuskan untuk sholat tahjud bersama
Mamanya, usai sholat tahajud Ia tadarus bersama Mamanya hal yang dilakukan
seperti biasanya. Mama Melati sangat senang melihat perubahan sikap anaknya
yang kembali ceria bahkan yang seharusnya menjadi hari terakhir untuk Melati. “
Anak Mama tersayang, kamu harus kuat yahhh, jangan sedih lagi… Bagaimanapun
keadaan kamu Mama akan selalu tetap menyayangimu” Ucap mama sambil mengecup
kening Melati. “OKEH… Ma,Melati kuat kok, Melati kan anak Mama dan Ayah…hehehe”
Canda Melati.
Waktupun terus beputar, hari ini Melati pergi ke sekolah…
Teman-teman Melati menyambut kedatangan Melati dengan antusias. Hari-hari di
sekolah pun dijalani seperti biasa tak ada yang ganjil dan tak ada tanda-tanda
Melati merasakan sakit. Padahal mereka tahu bahwa hari itu seharusnya adalah
hari terakhir mereka bersama Melati, bahkan mereka bermain gerimis disaat
pulang bersama, gerimis adalah suasana yang sangat Melati senangi, Mama Melati
yang mendengar kabar itu dari Wali Kelas Melati, merasa sangat bahagia…Mereka
yang menyayangi Melati berharap bahwa ini adalah mukzizat untuk Melati atas
keimananya yang kuat dalam menghadapi cobaan dari Allah SWT. Hari itu berlalu
dengan segumpal kebahagiaan yang mengalir.
(Allah emang top dehh…)
Hari berlalu ke hari selanjutnya, semua yang menyayangi Melati pun
lega,Melati masih bertahan sehat wal’afiat hingga saat itu, namun mereka pun
tetap mempersiapkan diri jika kemungkinan yang terburuk itu pun tetap
tiba,terutama untuk Mama Melati. Melati menjalani harinya seperti biasa. Ia
tetap sekolah dan bermain bersama temanya, namun ada yang berbeda, hari ini
Melati tidak begitu focus pada pelajaran Ia hanya menulis sesuatu di selembar
kertas.( Teettererewww ) Bel istirahat pun berbunyi. Seperti biasa
Melati,Nana,Emy,Tias,dan Shona pun melaksanakan sholat dhuha yang dipimpin oleh
Melati. Saat sholat dhuha usai seperti biasa mereka saling maaf-maafan satu
sama lain dan berpelukannn…
Pelukan dari Melati terasa kuat dan cukup lama. Akhirnya mereka yang
menyadari hal itu menyudahi pelukan mereka, namun tak di sangka mereka
mendapatkan tubuh Melati yang tak sadarkan diri. Yapzz, Allah tetap pada
jalanya Ia tetap ingin Melati menemani_Nya disisi_Nya. Kini semuanya telah siap
kehilangan Melati.
Rintik gerimis pun seakan ikut menangis mengiringi kepergian Melati
hingga sampai ke tempat peristirahatan terakhir untuk Melati. Ternyata sesaat
sebelum Melati pergi. Teman-teman Melati menemukan sebuah kertas milik Melati
yang berisi sebuah puisi yang berjudul “MELATI”.
MELATI
Yaaa… Namaku adalah Melati…
Layaknya seperti bunga Melati…
Aku ingin seperti bunga Melati…
Dengan warna putihnya yang suci…
Aku ingin membuat hidupku lebih berarti…
Seperti harumnya yang selalu menghiasi…
Aku ingin hadirnya diriku selalu mewarnai…
Bila suatu saat Melati gugur nanti…
Aku ingin tak seorang pun menangisi…
Apalagi meratapi…
Aku ingin kalian yang aku sayangi…
Dapat tetap saling berbagi…
Janganlah bersedih hati…
Karna Melati tak akan pernah mati…
Melati akan tetap selalu berada di hati…
Melati percaya tak ada pertemuan yang abadi…
Karna setiap pertemuan pasti ada perpisahan…
Layaknya seperti perpisahan…
Melati pun percaya tak ada perpisahan yang abadi…
Karna setiap perpisahan pasti ada pertemuan…
12 Oktober 2011
Teruntuk kalian orang-orang yang menyayangi Melati dan yang Melati
sayangi, Terima Kasih karna telah menjadi Anugerah Terindah yang pernah Melati
miliki…
0 komentar:
Posting Komentar