BERPUASA
pada bulan Ramadan bagi kaum muslimin, secara hakekat bukan hanya
menahan dahaga dan lapar mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya
matahari. Tetapi lebih dari itu adalah suatu latihan psikis, mental dan
tentu saja fisik biologi. Secara psikis, orang yang menjalankan puasa
tersebut akan semakin memiliki jiwa dan perilaku sehat, dan tentunya
menjauhkan pikiran dan perbuatan dari hal-hal yang bisa mencederai
hakekat berpuasa, sehingga kedepan bisa menjadi manusia yang berakhlak
mulia.
Secara biologis, tentunya diharapkan bisa bermanfaat bagi kesehatan.
Pelaksanaan puasa dilaksanakan dengan cara menahan dahaga dan lapar
mulai dari subuh hingga terbenamnya mentari di ufuk timur; (dibutuhkkan
waktu sekitar 14 jam). Berarti selama melaksanakan puasa tubuh mengalami
proses metabolisme atau makanan didaur ulang dalam sistem pencernaan
sekitar 8 jam, dengan perincian 4 jam makanan disiapkan dengan keasaman
tertentu dengan bantuan asam lambung, untuk selanjutnya dikirim ke usus,
4 jam kemudian makanan diubah wujudnya menjadi sari-sari makanan di
usus kecil kemudian diabsorobsi oleh pembuluh darah dan dikirim
keseluruh tubuh. Waktu sisa 6 jam merupakan waktu yang ideal bagi sistem
percernaan untuk istirahat.
Selama melaksanakan puasa Ramadan tersebut, menjadi hal yang penting
untuk memahami manfaatnya. Apalagi jika dilakukan secara ikhlas dan
disertai kepercayaan dan pengetahuan yang memadai tentang manfaat
pelaksanaan puasa bagi kesehatan tubuh, khususnya yang berhubungan
dengan metabolism, sistem endokrim, dan kesehatan organ yang sangat
penting, seperti otak.
Dengan menjalankan puasa, berarti suatu aktivitas fisik dan biologis,
sebagai usaha untuk mengatur dan memperbaiki metabolisme tubuh. Hal ini
dapat dimengerti, karena pelaksanaan puasa mengajarkan dan melatih
tubuh secara disiplin untuk makan dan minum secara tidak berlebihan dan
mengatur kuantitas dan kualitas makanan yang dikonsumsi. Dengan demikian
maka puasa akan memberi manfaat kesehatan bagi orang yang
menjalankannya.
Berpuasa akan melatih seseorang, untuk hidup teratur dan disiplin,
serta mencegah kelebihan makan. Menurut penelitian, puasa dapat
menyehatkan tubuh, sebab makanan berkaitan erat dengan proses
metabolisme tubuh. Saat berpuasa karena ada fase istirahat setelah fase
pencernaan normal, yang diperkirakan sekitar 6 sampai 8 jam, maka pada
fase tersebut terjadi degradasi dari lemak dan glukosa darah. Demikian
pula ternyata terjadi peningkatan HDL (High Density Lipoprotein) and
apoprotein alfa1, dan penurunan LDL (low Density Lipoprotein), hal ini
sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah, karena HDL
berefek baik bagi kardiovaskuler sedangkan LDL berefek negatif bagi
kesehatan pembuluh darah. Kondisi tersebut dapat menjauhkan serangan
penyakit jantung dan pembuluh darah.
Bagi penyakit kardiovaskuler, tidak ada penanggulangan yang lebih
baik selain mencegahnya. Hal ini dapat dilakukan dengan memperbaiki gaya
hidup sehat, melaksanakan pola makanan yang sehat (memperbanyak makan
makanan berserat dan bersayur, serta tidak makan berlebihan makanan yang
mengandung lemak dan kolesterol tinggi), serta dilanjutkan dengan olah
raga atau aktivitas yang teratur.
Demikian pula secara psikologis yang tenang, teduh dan tidak dipenuhi
rasa amarah saat puasa ternyata dapat menurunkan adrenalin. Sebab saat
marah terjadi peningkatan jumlah adrenalin sebesar 20-30 kali lipat.
Adrenalin akan memperkecil kontraksi otot empedu, menyempitkan pembuluh
darah perifer, meluaskan pembuluh darah koroner, meningkatkan tekanan
darah arterial dan menambah volume darah ke jantung dan jumlah detak
jantung. Adrenalin juga menambah pembentukan kolesterol dari lemak
protein berkepadatan rendah. Berbagai hal tersebut ternyata dapat
meningkatkan risiko penyakit pembuluh darah, jantung dan otak seperti
jantung koroner, stroke dan lainnya.
Dalam penelitian endokrinologi menunjukkan bahwa pola makan saat
puasa yang bersifat rotatif menjadi beban dalam akumulasi makanan di
dalam tubuh. Keadaan ini mengakibatkan pengeluaran hormon sistem
pencernaan seperti amylase, pangkrease, dan insulin dalam jumlah besar,
sehingga akan meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan tubuh. Dengan
demikian, puasa bermanfaat menurunkan kadar gula darah, kolesterol dan
mengendalikan tekanan darah. Itulah sebabnya, puasa sangat dianjurkan
bagi perawatan mereka yang menderita penyakit diabetes, kolesterol
tinggi, kegemukan dan hipertensi.
Demikian pula, manfaat puasa terhadap fungsi dan kesehatan otak,
dapat dijelaskan secara ilmiah (scientific experiment). Berdasarkan
penelitian plastisitas dan neurogenesis, yaitu tentang kelenturan dan
perkembangan otak. Dijelaskan bahwa pada dasarnya synapsis
(jaringan/keneksi otak) dapat berkembang berdasarkan, faktor lingkungan,
kejiwaan, dan makanan yang dikomsumsi oleh seseorang. Bahkan, Dr.
Johansen-Berg, et al. (Neuron Journal 2012) mejelaskan bahwa synapsis
diotak dapat mengalami perubahan selama 24 jam yang terekpos oleh
pembelajaran dan latihan.
Sehingga pada saat seseorang melaksanakan puasa Ramadan, selama
sebulan penuh (30×24 jam). Dengan berupaya secara maksimal mengatur cara
makanan, serta senantiasa berpikir positif, berpikir optimism, serta
tawadhu dan berbuat secara ikhlas. Maka berdasarkan plastisitas,
neurogenesis, dan fungsional kompensasi jaringan otak, akan
diperbaharui. Sehingga struktur otak, akan terbentuk networking atau
rute jaringan baru didalam otak, yang tentunya akan membentuk pribadi
dan manusia yang berpikiran sempurna sesuai anjuran dan latihan Ramadan,
yang telah dijalankan selama sebulan penuh.
Sehingga setelah bulan Ramadan, maka muslim tersebut akan menjadi
orang-orang yang secara biologis, psikologis, fungsional menjadi orang
yang baru. Yaitu manusia senantiasa berpikiran yang lebih baik, yang
digambarkan dengan perubahan struktur atau networking (synapses) otak
yang baru: yang senantias berpikiran positif, optimisme, tawaduh, serta
berserah diri kepada Tuhannya. Demikian pula akan bermanfaat
meningkatkan daya ingat, mengurangi kematian sel-sel saraf, bahkan dalam
tingkatan tertentu mempermuda regenerasi sel-sel saraf yang baru.
Demikian pula karena terjadi penurunan zat-zat lemak seperti
Cholesterol, Trigliserida, LDL, dan terjadi peningkat HDL, menyebabkan
suasana kesehatan otak akan terhindar dari berbagai penyakit
degenerative, seperti Stroke dan Hipertention Brain
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar