1.
Jadi
Gudang Penyimpanan Senjata
Setelah telantar
cukup lama, tahun 1919, atas prakarsa Ki Kms H Syekh Zahri dan pemuka agama
serta masyarakat 30 Ilir, diadakan pertemuan, memusyawarahkan kepengurusan
mesjid. Dari pertemuan itu, terpilihlah Kgs H Ali Mahmud sebagai ketua pengurus
mesjid. Pada kepengurusan yang diketuai Ali Mahmud inilah Masjid Al Mahmudiyah
kemudian dipugar. Termasuk membangun kolam bertangga batu serta pembangunan
menara.Tahun 1921, barulah Residen Belanda memberikan izin untuk melakukan
shalat Jumat di Masjid Al Mahmudiyah.
Sejak tahun 1889
hingga tahun 1921, Mesjid Al Mahmudiyah telah terlantar dan tidak pernah
diizinkan melakukan aktivitas shalat Jumat.Saat Jepang menduduki Indonesia,
Mesjid Al Mahmudiyah sempat bertambah fungsi. Selain untuk shalat Jumat dan
shalat lima waktu, mesjid ini juga digunakan para pejuang kemerdekaan sebagai
tempat penyimpanan senjata berupa mortir, senapan, meriam hingga granat.
Bahkan, demi perjuangan kemerdekaan, mesjid ini digunakan sebagai markas Badan
Pelopor Republik Indonesia (BPRI).
2.
Kolam
Bertangga Jadi Ciri Khas
Masuk dari samping
Masjid Suro, terdapat kolam besar, berukuran 10×10 meter. Sekilas kolam
tersebut layaknya kolam ikan. Pasalnya, terdapat cukup banyak ikan beragam
jenis dan ukuran berenang di dalamnya. Ternyata, kolam ini bukan kolam biasa.
Kolam yang mampu menampung empat tangki air ini merupakan tempat mengambil
wudhu bagi jemaah Mesjid Suro.Kolam ini bisa dikatakan ciri khas masjid.
Pasalnya, jarang sekali didapati tempat wudhu seperti ini. Kebanyakan mesjid,
saat ini menggunakan air ledeng dan menampungnya di bak
6
besar, kemudian mengalirkannya melalui keran
bagi jemaah mengambil wudhu.Kolam ini digali pada tahun 1920, tepat di bagian
luar Mesjid Suro.
Dibuat bertingkat
layaknya anak tangga, memudahkan jemaah mengambil air wudhu. Dalam
perkembangannya, kolam tersebut menjadi bagian dalam mesjid dan dibalut dengan
keramik. Dan hingga kini tetap digunakan, meskipun terdapat tempat mengambil
wudhu di bagian depan mesjid menggunakan keran ledeng.Air kolam sendiri
terlihat jernih. Tiap seminggu hingga sepuluh hari, kolam dikuras pengurus
mesjid. Meski sebenarnya, air di dalam kolam terus diisi sedikit demi sedikit
menggunakan air ledeng dan ditambah mata air di dasar kolam. Ada juga lubang
kecil tempat air dikeluarkan. Membuat air terus mengalir.Nah, fungsi ikan
sendiri ternyata untuk memakan jentik nyamuk, serta kotoran yang menempel di
dinding kolam. Karena itu, jenis ikan dipilih, kebanyak jenis ikan sapu-sapu
yang gemar makan lumut.
0 komentar:
Posting Komentar