sejarah songket niihh, siapa yang tidak tahu songket ?????????? Songket
adalah jenis kain tenunan tradisional Melayu. Songket biasanya ditenun dengan
tangan dengan benang emas dan perak dan pada umumnya dikenakan pada acara-acara
resmi.
Asal-usul
kain songket adalah dari perdagangan zaman dahulu di antara Tiongkok dan India.
Orang Tionghoa menyediakan sutera sedangkan orang India menyumbang benang emas
dan perak. Akibatnya, jadilah songket.Kain songket ditenun pada mesin tenun
bingkai Melayu. Pola-pola rumit diciptakan dengan memperkenalkan benang-benang
emas atau perak ekstra dengan penggunaan sehelai jarum leper.Songket harus
melalui delapan peringkat sebelum menjadi sepotong kain dan masih ditenun
secara tradisional. Karena penenun biasanya dari desa, tidak mengherankan bahwa
motif-motifnya pun dipolakan dengan flora dan fauna lokal. Motif ini juga
dinamai dengan kue lokal Melayu seperti seri kaya, wajik, dan tepung talam,
yang diduga merupakan favorit raja.
songket eksklusif memerlukan di antara satu dan tiga bulan untuk menyelesaikannya, sedangkan songket biasa hanya membutuhkan sekitar 3 hari.Mulanya laki-laki menggunakan songket sebagai destar atau ikat kepala. Kemudian barulah wanita Melayu mulai memakai songket sarung dengan baju kurung. Di masa kini songket adalah pilihan populer untuk pakaian perkawinan Melayu dan sering diberikan oleh pengantin laki-laki kepada pengantin wanita sebagai salah satu hadiah perkawinan.Ditilik dari harganya, songket tidak dimaksudkan hanya untuk masyarakat berada saja karena harganya yang bervariasi dari yang biasa dan terbilang murah, hingga yang eksklusif dengan harga yang sangat tinggi.
songket eksklusif memerlukan di antara satu dan tiga bulan untuk menyelesaikannya, sedangkan songket biasa hanya membutuhkan sekitar 3 hari.Mulanya laki-laki menggunakan songket sebagai destar atau ikat kepala. Kemudian barulah wanita Melayu mulai memakai songket sarung dengan baju kurung. Di masa kini songket adalah pilihan populer untuk pakaian perkawinan Melayu dan sering diberikan oleh pengantin laki-laki kepada pengantin wanita sebagai salah satu hadiah perkawinan.Ditilik dari harganya, songket tidak dimaksudkan hanya untuk masyarakat berada saja karena harganya yang bervariasi dari yang biasa dan terbilang murah, hingga yang eksklusif dengan harga yang sangat tinggi.
Menurut catatan sejarah kesultanan Palembang, kepandaian bertenun
songket selalu diwariskan secara turun temurun melalui pembelajaran informal.
Pada tahun 1980-an sebahagian besar masyarakat Palembang memiliki keahlian
bertenun. Bila diamati dari segi bentuk, kain songket membawa pengaruh
akulturasi dari budaya Kong Hu Chu dan India. Hal ini dapat terlihat dari gaya
ragam hias dan warna yang ditampilkan pada struktur benang lungsi dan pakan.
Kajian
utama tesis ini dititik beratkan pada upaya pengkajian bentuk songket dan
pemaknaan simbol ragam hias dari latar belakang sosial budaya masyarakat serta
lingkungan alam sekitarnya. Kajian bentuk songket Palembang menggunakan metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kebudayaan. Pengumpulan data dilakukan
melalui studi literatur dan observasi atas songket Palembang serta wawancara
dengan desainer, pengrajin, kolektor songket, dan pegawai museum Bala Putera
Dewa.
Tesis ini mengkaji bentuk-bentuk songket Palembang dari periode
tahun 1983-2006, seperti songket Lepus Berakam, songket Lepus Rakam
Bungo Pacar, songket Lepus Nago Bersarang, songket Tawur Kembang
Cempuk Cantik Manis, Songket Bungo Jatuh, Songket Tawur Tajung Rumpak,
songket Lepus Nampan Perak, songket Tawur Bungo Cempuk Tampuk Manggis,
songket Tawur Limar Bintang, songket Lepus Bungo Jatuh. Pada
setiap helai kain tradisional songket Palembang terdapat tiga bagian pokok
dalam struktur motif kain songket yaitu motif Tumpal atau Pucuk rebung, motif
kembang tengah dan motif pinggiran atau tepi kain. Semua tiga bagian pokok
dalam kain songket sangat beragam jenis bentuk motifnya yang berbeda satu
dengan lainnya, namun memiliki kesatuan yang utuh dan tersusun dengan ornamen
yang telah disepakati oleh masyarakat budaya Palembang. Kata kunci penelitian
ini adalah kajian bentuk songket Palembang pada periode 1983-2006.
0 komentar:
Posting Komentar