Berdasarkan interpretasi dan temuan dari foto udara tahun 1984 menunjukkan
bahwa situs Karanganyar menampilkan bentuk bangunan air, yaitu jaringan kanal,
parit, kolam serta pulau buatan yang disusun rapi. Dapat dipastikan situs ini
adalah buatan manusia. Bangunan air ini terdiri atas kolam dan dua pulau
berbentuk bujur sangkar dan empat persegi panjang, serta parit dengan luas
areal meliputi 20 hektar. Serangkaian kanal, pulau buatan, dan bagian-bagian
lainnya menampilkan situs Karanganyar sebagai karya arsitektur lansekap yang
berkaitan dengan bangunan air.Oleh pemerintah Sumatera Selatan kawasan ini
dipugar, kanal-kanalnya dirapikan untuk dijadikan Taman Purbakala Kerajaan
Sriwijaya yang diresmikan oleh presiden Suharto pada tanggal 22 Desember 1994.
Di dalam taman purbakala ini terdapat Museum Sriwijaya, yaitu pusat informasi
mengenai situs dan temuan Sriwijaya di Palembang .
Pada bagian tengah situs ini
terdapat pendopo berarsitektur rumah limas khas Palembang yang ditengahnya
disimpan replika Prasasti Kedukan Bukit dalam kotak kaca. Prasasti ini
menceritakan mengenai perjalanan Siddhayatra Dapunta Hyang yang dianggap sebagai
tonggak sejarah berdirinya kemaharajaan Sriwijaya. Setelah lebih dari satu
dasawarsa didirikan, fungsi Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya sebagai Pusat Informasi
Sriwijaya dan sebagai daya tarik wisata budaya di Palembang masih belum sesuai
dengan yang diharapkan. Sebagian besar masyarakat Palembang sekarang masih
belum mengetahui keberadaan taman purbakala ini sebagai peninggalan masa
Sriwijaya, apalagi sebagai pusat informasi tentang Sriwijaya. Selama ini Taman
Purbakala Kerajaan Sriwijaya kurang mendapat perhatian dari pemerintah dan
masyarakat. Sayang sekali kini kompleks taman purbakala ini terbengkalai dan
kurang terawat.
0 komentar:
Posting Komentar